Translate

Tuesday, January 1, 2019

Kisah Puan

Januari



Angin januari, lembut namun dingin. Hembusan lembut menyentuh pucuk kepalanya dan menggerakan ujung gaun merah mudanya. Dingin, membawa ingatannya bergerak mundur. Membawa rasa pedih yang pernah ia rasakan sebelumnya. Terpejam, mengkhidmati masa lalu yang telah ia lewati. Genap setahun ya, 12 bulan Puan, 12 kawan seharusnya paham akan dirimu.

Ada luka yang tak tanpak, ada pedih yang tertahan, kesendirian yang tak terungkap. Bukan Puan, jika ia tak pandai mengelabui. Tersenyum ditengah luka, tertawa diantara pedih dan bahagia disela sela kesendirian. Tak pernah ia tunjukkan, namun bukan kawan jika masih terkelabui. Bersamaku kau tak dapat berbohong, kau tunjukkan semuanya.

Letak jatuhnya hatimu sekarang pun aku tahu, Puan. Perkawanan mu dengan desember pun aku tahu maksudnya. Terpejamnya matamu, aku rasa aku mengerti apa rasanya. Menulis di buku yang baru bukan berarti kita bisa melupakan yang terlewati bukan?. Ucapkan terimakasih pada logika, berkatnya kau tak mengambil keputusan yang salah.

Januari, kali ini mungkin kan membawa hari harimu lebih baik. Jadilah baik, jangan berhenti melafalkan doa, doa kan mewujudkan semua harapanmu. Rindu berwujud doa, memiliki kekuatan menembus segalanya. Percayalah.

Nagreg, 2 Januari 2019
Bersamaku angin Januari
Tulisan Kacau Kawan Puan

No comments:

Post a Comment