Desember
Buku kusam bernama Diary itu sudah berkali Kali ia baca. Halaman demi halaman, cerita demi cerita, kalimat demi kalimat, tak satupun terlewatkan. Kadang berkaca kaca, kadang tersipu malu dan kadang tak berekspresi. Tuan dan sendu adalah dua kata yang tak lagi aneh dalam ceritanya. Terhitung setahun telah berlalu sejak kata "Selamat Tinggal" itu terucap. "Sudahlah Puan ganti saja buku itu sekarang! Toh halamannya hanya tinggal satu" Ujarku saat itu. Lagi dan lagi ia hanya menjawab dengan senyumnya.
Pena yang selalu menemaninya kini menari Indah di halaman terakhir buku kusam itu. Tertulis
Dear my heart
Kau tahu apa yang selamat dari kata "Selamat Tinggal"?
Selamat kau telah dipertemukan dengan seseorang yang jauh lebih baik.
Begitulah seseorang menasehatiku kawan.
Terimakasih.
Buku kusam itupun ia tutup rapat dan dengan lirih berkata "Desember, terimakasih telah datang ditahun ini dan membawa banyak hal yang tak terduga. Tetaplah menjadi baik dan menjadi kawan yang setia. Mungkin kau telah sering kali datang namun aku yang tak pernah menghiraukanmu. Maafkan aku. Kini kau adalah kawanku dan kawan akan selalu menjadi kawan meski sesaat terasa menyebalkan".
Kini kisah Puan kembali ditulis dilebaran baru, lebaran yang diawali dengan cerita tentangmu Desember. Pena dan kertas baginya sudah menjadi sahabat setia, sahabat yang bisa mendengar suara dari palung hatinya.
Nagreg 30 Desember 2018
Tulisan Kacau Kawan Puan
No comments:
Post a Comment