Translate

Saturday, February 11, 2017

Cerita Februari

                               Untaian Harap
Kalau ditanya apa yang bikin aku senang?  Hhmmmm... Jawabannya bukan kamu  tapi menulis. Menulis tentang kamu maksudku...  Ha ha.
Menulis bagiku.... Entahlah aku bingung menganalogikannya. Aku hanya tahu aku suka menulis,  senang jika telah menyelesaikan satu tulisanku.  Meski tidak begitu bagus aku tetap senang.  Menulis adalah caraku berbicara,  mengatakan senang,  sedih,  terharu,  berharap,  rindu dan.... suka kamu.  Eits...  Udah kemana ajah bahasannya. Ha ha.
Tapi terkadang dan tak jarang aku harus mencari si inspirasi untuk memulai tulisanku. Ya "Inspirasi" hal yang selalu dicari seorang penulis. Salah satu harta berharga sang pejuang berpena. Darah bagi si pencinta kata, penggerak jiwa dan raganya.  Amunisi sebuah pena,  ya pena teman setia yang tangguh. Tak salah ketika dibilang inspirasi ini akan datang ketika kau merasa jatuh cinta,  rindu atau patah hati.  Aku akui itu benar,  ya aku akui akupun begitu. Memang cinta itu memberi aroma dalam hidup dan rindu itu penambah cita rasanya.
Karya tanpa aroma dan cita rasa yang khas,  ibaratnya ayam rica-rica tanpa rasa.  Kenapa analoginya ayam rica-rica ya ha ha? * garuk-garuk kepala sambil nyengir*,  soalnya teringat temanku Azzah Mahmudah yang memberikan ayam rica-rica khas umi nya. Ups jadi curhat nih he he...  Intermezo ajah biar enggak boring bacanya he he.
Kalau kalian nyobain,  kalian akan bergumam "Mantaaaaappppp" dan nambah satu porsi lagi.  Rasc asin dan pedasnya pass banget, tekstur dagingnya pun tidak keras dan bumbunya meresap kedalam dagingnya "Hmmm... Sedaaappp". Aku saranin umi nya Azzah buka warung nasi ayam rica-rica ajah dah,  biar nanti kalau aku main ke Bekasi bisa mampir kesana (berharap dikasih gratis he he).
Bayangkan ajah kalau ayam rica-rica enggak ada rasanya,  cuman aromanya ajah yang menggiur kan jadi PHP?.  Nah Bandingkan (enggak enak banget ya dibanding-bandingin ha ha...  Biarlah untuk penilaian). Back to topik he he..  Bandingkan dengan ayam rica-rica Umi nya Azzah,  yang rasanya khas.  Pasti kalian juga enggak nyeselkan walau harus beli.  Begitupun dengan kekhasan sebuah tulisan,  sebagai daya jual sebuah karya.
Hah...  Memilih bumbu,  mencapurkan semua bahan masakan hingga menciptakan aroma dan cita rasa yang khas itu...  itu tak mudah namun juga bukan tak mungkin.  Setidaknya itu menurutku.  Memang aku belum memiliki ciri khas dalam tulisanku,  tentu aku tak mengingkari jika dikatakan aku meniru khas orang lain.  Namun inilah tulisanku,  gayaku menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan.  Inilah aku menuliskan apa yang ingin aku tulis.  Inilah aku menulis dengan membawa harapan suatu saat dapat menemukan ciri khas dalam tulisanku.
Hingga tiba saatnya aku menemukan kekhasan dalam tulisanku.  Aku berharap kau akan hadir dalam tulisanku dan hidup selamanya didalam tulisanku.  Karena saat itu,  aku....  Mengatakan suka kamu.  😊 ha ha...  Inilah aku.

Februari 2017

No comments:

Post a Comment