Translate

Wednesday, January 11, 2017

Cerita dari Kampus

                     Sepenggal Nikmat Hidup

Pagi menjelang siang kala itu, Ku langkahkan kaki keluar dari kamarku. Bersama degupan gugup aku melangkah menuju kampus hijau. Yap kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tempatku mengupulkan serpihan ilmu untuk masa depan.
Kala itu aku mendapat tugas untuk mewawancara Kepala Bagian Keuangan tepatnya di gedung Aljamiah. Hari itu kali pertama aku liputan lagi setelah beberapa bulan tak bertugas. Menghadapi seseorang yang sebelumnya belum aku temui sebelumnya, berhasil membuatku gugup melebihi gugupnya menatap mata si doi ha ha. Hati bertanya  "Seperti apa orang yang akan aku hadapi?" dan "Menyenangkan atau menegangkan?" Kemudian "Akankah dia menerima atau menolak Ku" cia elah baper ha ha. Ya seperti itulah pokoknya, kau mengertilah maksudku.
Hari itu jadwal pembayaran, baik itu pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), SPP dan wisuda. Sehingga cukup banyak orang yang berdatangan ke gedung Aljamiah, namun tak pernah singgah, melainkan pergi setelah semua urusannya selesai. Cukup banyak orang yang kutemui disana, berbagai rupa, berbagai karakter dan berbagai keperluan.
Seusai wawancara hati pun mulai melega, karena orang yang Ku hadapi tak semengerikan yang aku fikirkan. Syukurlah. Namun sepertinya takdir belum puas mengenalkan aku dengan seorang atau beberapa orang di Aljamiah. Takdir ingin aku menemui lebih banyak orang lagi. Ya, tugasku belum selesai, masih banyak data yang aku cari. Mencari data jumlah wisudawan dari setiap fakultas, misi Ku selanjutnya.
Kaki ku terus melangkah masuk keluar delapan fakultas. Ditemani senyum, salam, kata maaf dan kata terimakasih. Semangatku tak mudah hilang hanya karena mendapat tanggapan yang kurang bersahabat. Nafasku tak akan berhenti, hanya karena harus menaiki tangga hingga lantai 4. Aku tak akan berhenti hanya karena dia menolaku. Eh ha ha bercanda jangan terlalu serius ah ha ha.
Kampus memang tidak luas, namun ada ribuan orang didalamnya. Meski masih libur, banyak orang yang aku temui di sana. Jika kau ingin tahu rasanya, menyenangkan bisa mengahadapi berbagai orang dengan berbagai karakter, menyenangkan bisa bertemu banyak orang dengan berbagai kegiatan, berbagai ekspresi, berbagai model, berbagai kesibukan dan macam-macam perbedaan. Itu menyenangkan kau harus coba.
Meski aku telah bertemu banyak orang, akan tetapi sampai kaki Ku melangkah keluar gerbang mataku tak mau berhenti mengamati setiap sudut kampus. Mungkinkah mata mendengar hati yang berkata "Tolonglah aku ingin bertemu seseorang!". Namun apa daya mata tak dapat menciptakan takdir untuk hati. Aku tak pandai mengucap "Rindu" biarlah karya yang berbicara.
Katanya karya akan hidup selamanya dan tak akan dicuri orang. Maka aku selipkan rinduku didalamnya.

Bandung, 11 Januari 2017

No comments:

Post a Comment