SAHABAT
DAN PECANDU
Persahabatan
kami telah terjalin cukup lama, hingga di sekolah kami dikenal dengan sebutan
“lima sekawan”, dan semuanya telah berubah. Dimulai saat waktu istirahat di
taman sekolah.
Fiqri : “Woi, Ganjar kamu sudah ada di sini ternyata!”
(sebari menepuk bahu Ganjar, dan mengagetkannya)
Irfan :
“Kita nyari-nyari kamu dari tadi, dan ternyata kamu sudah di sini!”
(Fiqri dan Irfan pun duduk di sebelah Ganjar)
Ganjar :
“Maaf teman-teman aku kira tadi kalian sudah ada di sini duluan” (memerlihatkan
wajah polosnya)
Fiqri :
“Ya sudahlah tidak usah dipikirkan ! Kemana Fitri dan Fantyana? Kenapa mereka
belum ke sini?”
Ganjar :
“Aku juga tidak tahu, ”
Irfan : “Tuh mereka baru datang!” (menunjuk kearah Fitri dan
fantyana)
Fantyana :
“Hei teman-teman, kalian sudah di sini ternyata”
Fiqri :
“Ya, iyalah kitakan selalu tepat waktu! Bukan begitu teman-teman?”
(Ganjar dan Irfan pun mengangguk setuju)
Fantyana :
“Ngomong-ngomong kalian gak lupa membawanya kan?”
Irfan :
“Tentu saja tidak”
(mereka pun mengeluarkan kertas ulangan mereka)
Fitri :
“Lalu siapa yang mau duluan?”
Semua :
“Bukan aku!”
Ganjar :
“teman-teman aku punya ide, bagaimana jika kita memperlihatkannya secara bersamaan
dengan begitu semuanya akan adil!”
Fitri :
“aku setuju dengan usulan Ganjar”
Fantyana :
“Menurutku itu ide yang bagus juga”
Irfan :”Iya, aku juga setuju, tumben kamu pinter, Jar”
Fiqri :”Iya tumben banget, Jar . kamu sarapan apa tadi pagi”
Ganjar :”Ya iyalah Ganjar gitu, bisa donk jadi pinter!”
Semua :”ha…ha…ha….”
Fitri :”sebaiknya kita mulai sekarang”
Fantyana :”Iya aku setuju karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi! Ayo
kita mulai”
(Irfan dan Fiqri dan Ganjar
mengangguk)
Fitri :
“Kalau begitu aku yang akan menghitung dari satu hingga hitungan ketiga,
setelah hitungan ketiga kita buka secara bersamaan”
(Fitri pun mulai menghitung, setelah di hitungan ketiga mereka
segera membuka kertas ulangan mereka)
Fantyana :
“Wah, Ganjar kamu hebat bisa mendapat nilai sempurna”
Fitri :
“Jar, gimana caranya kamu mendapat nilai bagus?”
Fiqri :
“Iya biasanya juga nilainya sama kayak kita”
Irfan :
“Ha…ha…ha… Jangan-jangan kamu nyontek, jadi nilaimu besar”
Ganjar :
“Tidak” (sambil menggeleng-gelengkan kepala) mm.. aku hanya banyak belajar
saja”(berbohong)
Fitri :
“Kalian jangan syirik gitu, sebaiknya kalian juga berusaha upaya mendapat nilai
bagus seperti Ganjar!”
Fantyana : “oh iya teman-teman bagaimana kalau hari ini
setelah pulang sekolah kita belajar bareng di rumah ku?”
Fiqri :
Kedengarannya itu ide yang bagus, kalau begitu aku setuju”
Irfan :
“ Iya lagipila hari ini aku gak ada kegiatan”
Ganjar :
“mm.. maaf teman-teman aku ada janji dengan temanku Fatwa untuk belajar
bersamanya”
Fantyana :
“Tidak apa-apa jika kamu tidak bisa”
(bel pun berbunyi)
Fantyana :
“Wah, sekarang sudah waktunya kita masuk !”
Fitri :
“iya sebaiknya kita segera masuk kelas sebelum kita kena marah guru”
(semuanya mengangguk lalu pergi ke kelas mereka masing- masing)
Setelah pulang sekolah, di kelas Ganjar.
Ganjar :
“Wa, sekarang jadi belajarnya?”
Fatwa : “Ya iyalah, jadi”
Ganjar :
Kamu bawa bukunya?”
Fatwa : “Gak, ngapain berat-berat bawa buku?”
Ganjar :
“Masa mau belajar gak bwa buku sih, Wa?”
Fatwa : “Belajarnya di rumah gue aja, gak betah gue di sekolah”
Ganjar :
“Baiklah”
(mereka pun pergi kerumah Fatwa)
Di rumah Fatwa.
Fatwa : “Cepetan masuk!”
(Ganjar pun segera masuk ke dalam rumah )
Fatwa : “Tunggu sini gue mau ke kamar dulu bentar!”
Ganjar : “Iya, jangan lama-lama”
Fatwa : “Bawel lo”
(Fatwa pergi lalu kembali membawa sesuatu)
Ganjar :
“Apa itu, Wa?”
Fatwa : “Ini obat”
Ganjar : “Obat apa? Kamu sakit?”
Fatwa : “Bukan, ini obat penyemangat belajar, biar kita jadi pinter”
Ganjar : “jadi kalau aku makan obat itu aku bisa jadi pinter?”
Fatwa : iyalah, mau coba?”
Ganjar : “Apa boleh?”
Fatwa :” Ambil ajah!”
(Ganjar pun memakan obat itu lalu kepalanya terasa pusing)
Ganjar :
“Wa, kepalaku pusing!”
Fatwa : “oh itu sih efek sampingnya, sebaiknya
kamu istirhat ajah dulu di kamar gue!, sini Gue bantuin”
(Fatwa mambawa Ganjar ke kamarnya)
Keesokan harinya di sekolah.
Fiqri :
“Fan, anehya hari ni si ganjar tidak sekolah”
Irfan :
“ Iya biasanya juga dia paling semangat kalau sekolah, walaupun dia kurang
pinter”
Fiqri :
“shut, jangan begitu dia juga masih teman kita, tapi aku heran kenapa dia bisa
mendapat nilai sempurna ya?”
Irfan :
“aku juga heran Ri, menurutku sih dia dapat curang, tapi aku tidak mau fitnah”
Tiba-tiba fantyana dan Fitri atang dengan tergesa-gesa
Fantyana : “Teman-teman, kalian liat Ganjar tidak?”
Fiqri : “Tidak, dari tadi juga kita gak liat dia”
Irfan : “Iya, memangnya ada apa? Kenapa kalian panik begitu?”
Fitri : “Kemarin ibunya Ganjar menelepon
kamu katanya ganjar belum pulang, dan tadi ibunya Ganjar juga menelepon sekolah
dan katanya ganjar juga belum pulang”
Fantyana : “Kira-kira kemana ya si Ganjar?”
Fitri : “Kemarin dia juga gak bareng kita!”
Fantyana : “Oh iya aku baru ingat kemarin dia bilang
mau belajar dengan Fatwa, mungkin Fatwa tau di mana Ganjar”
Fitri :
“oh iya, benar juga, ayo kita cari Fatwa”
Irfan : “Kebetulan sekali itu Fatwa datang!”
(Irfan dan Fiqri pun menarik lengan Fatwa)
Fatwa : “Ada apa ini?”
Fitri : “Fatwa, apakah kamu tahu di mana Ganjar?”
Fatwa : “Kenapa kalian mencari Ganjar?”
Fantyana : “Orang tua Ganjar khawatir karena dia belum pulang kerumah sejak
kemarin”
Fatwa : “Gue gak tau dimana si Ganjar, dan Gue gak pernah ngurus
dia”
Fiqri : “Fatwa kamu gak usah bohong!”
Fitri : “kami tahu kemarin Ganjar pergi bersama mu bukan?”
Fantyana : “Fatwa, apa pun yang terjadi pada Ganjar kami
tidak akan melaporkanmu ke pihak sekolah, asalkan Ganjar mau memaafkanmu”
Fatwa : “Sekarang Ganjar ada di rumah gue, dan
dia sedang dalam pengaruh narkoba!”
Fitri : “apa kamu bisa membawa kami ke rumah
mu?”
(Fatwa pun mengangguk, lalu mereka pun pergi)
Di rumah Fatwa, terlihat Ganjar yang kejang-kejang.
Fiqri : “Ganjar, Kamu kenapa?”
Irfan : “Cepat telpon ambulan!”
Fantyana : “Halo, suster teman kami butuh pertolongan
segera, tempatnya di jalan kota kembang no.4 di rumah Bapak Ruswandi,
terimakasih suster”
(Ganjar pun di bawa kerumah sakit)
Di rumah sakit
Irfan :”Ganjar kamu sudah sadar?”
Ganjar : “Dimana aku?”
Fiqri : “Kamu di rumah sakit Jar, kamu sakit karena mengonsumsi
obat- obatan keras”
Fatwa : “Jar, maafin gue ya gue
udah boongin kamu”
Ganjar : “Iya gak apa-apa Wa, aku juga udah maafin kamu”
Fantyana : “tapi jangan sekali-kali berbuat seperti itu lagi ya Wa”
Fitri : “iya itu merupakan uatu perbuatan yang salah”
Ganjar : “Teman-teman aku juga inta maaf karena
telah berbohong pada kalian. Sebenarnya aku mendapat nilai ulangan bagus karena
menyontek”
Fiqri :” Iya gak apa-apa jar, kami udah
memaafkan mu”
Irfan :”Dan jangan pernah berbuat curang lagi
ya jar”
Fiqri : “Iya, Karena mendapat nilai sempurna
dengan curang itu tidak baik jar”
Fantyana : “Menjadi pintar itu tidak semudah, hanya
memakan sebuah obat jar”
Fitri : “iya menjadi pintar itu adalah sebuah
perjuangan kita untuk bisa”
Irfan :”Fatwa apakah kamu mau jadi teman
kami?”
Fatwa : “Maaf aku tidak pantas menjadi teman
kalian”
Fantyana : “Mengapa begitu?”
Fatwa :”Aku ini seorang pecandu, dan pecandu
tidak pantas berteman dengan kalian”
Fiqri : “Wa, kami mau bntu kamu lepas dari
narkoba”
Fitri :”Iya Wa kami pasti membantu kamu”
Fantyana :”tidak ada yang tidak mungkin terjadi”
Fiqri :”Dan kamu lepas dari narkoba itu pun
mungkin terjadi”
Fatwa :”Terimakasih, aku tidak tahu harus
berbuat apa?”
Fitri :”Ayo kita berusaha bersama”
Irfan : “Menjadi yang terbaik”
Fiqri :” Dengan jalan yang baik”
Fitri, Fantyana, Irfan: “Bersama-sama kita pasti bisa”
Sejak saat itupun
persahabatan mereka terjalin lebih baik dan bahkan sekarang mereka telah
mendapatkan teman baru, yaitu Fatwa.
itulah naskah drama yang saya dan teman-teman saya buat, mudah-mudahan bermanfaat, aamiin..
mantap
ReplyDelete