Translate

Monday, June 15, 2020

Ruang Diskusi


To be Wonder Woman






Holla viewsis, malam ini me dapet ide khususnya untuk para wonder woman nih. Tapi kalau para viewer cowo mau baca juga it's oke menurut aku, untuk bahan obrolan santai aja.
Jadi gini viewer, dari banyaknya temen-temen me yang getting married atau udah jumpain dua garis biru gitu. Terus mungkin ada yang nyeletuk lo kapan? Dan buat kaleaaan yang ngalamin ini. Sabar gais, kita hadapi dengan pikiran dingin aja.
Guruku mengajarkan "Ketika Tuhan menahan maka tidak ada yang bisa melepaskan. Dan sebaliknya jika Allah melepaskan maka tidak ada seorang pun yang sanggup menahan". Seperti itulah jodoh viewer. Ketika Allah sudah memberi ya silahkan terima, namun ketika Allah menahan sabarlah, tahanlah.
Disini me mau ngobrol serius viewer, jadi ketika Allah hendak menahan artinya ada sesuatu yang memang belum siap. Mungkin aja kita belum siap menjadi seorang istri atau mungkin seorang ibu. Hingga Allah tidak mau membiarkan anak kita lahir dari seorang ibu yang biasa saja. Allah ingin anak kita lahir dari seorang ibu yang luar biasa, gitu gais.
So, dalam masa menunggu ini. Yuk kita introspeksi diri sudah pantaskah kita menjadi seorang ibu yang luar biasa?.
Please jangan remehin ini ya gais, mengajarkan tidak semudah memalingkan wajah. Bagi seorang guru, me percaya setiap anak itu spesial. Ketika ada dari mereka yang tidak sesuai dengan ekspektasi, tentu salahnya ada pada saya sebagai guru. Karena mereka spesial, mereka lahir dengan kelebihan. Jika yang kutemui kekurangan artinya aku belum cukup mengkaji kelebihan mereka.
Terutama untuk seorang ibu, percayalah bagaimanapun anak kita nanti itulah cerminan diri kita. Mereka hanya meniru dan mempraktikan apa yang kita ajarkan. Jangan salahkan mereka jika kita menemukan kekurangan pada mereka. Jika sudah terlanjur, mungkin me cuman bisa ngasih saran " Perbaiki bersama" karena me pun belum mendapat ilham untuk ini.
Mungkin ini hanya pembuka diskusi jika ada sanggahan atau tanggapan me akan sangat senang. Ayo diskusi bersama.

Tuesday, June 9, 2020

Series

Tokoh dan plot hanya fiktif,

TAHAJUD
Lanjutan cerita sebelumnnya..

Bersyukur kondisi Kaila mulai membaik, Kaila sudah mulai sadar dan berbicara meski terbata-bata. "Kondisinya masih belum stabil, sebaiknya terus diberi semangat dan jangan biarkan ia stress."Saran dokter terus terngiang dipikiran Asma. Asma terus berusaha menghibur Kaila dengan bernostalgia kelakuan konyol mereka. Kadang pula Asma menceritakan kisah kisah motivasi yang membuat Kaila terus bersemangat.
Setelah 3 hari berlalu, Kaila mulai kembali tertawa dan tersenyum seperti biasanya. Hingga kondisinya membaik dengan cepat. Lalu masalah baru mulai muncul, Kristian terus meneror Asma. Ia terus menanyakan keberadaan Kaila. "Ma, please aku cuman pengen minta maaf pada Kai". Minta Kris. "Kris, aku tidak melarangmu. Hanya aku rasa waktunya belum tepat. Kau tahu betapa tertekannya ia setelah apa yang kau lakukan padanya.". Jawab Asma mencoba tenang meski hatinya sangat kesal pada Kristian.
"Iya Ma, aku sadar aku sangat salah. Tapi izinkan aku meluruskan semuanya." Mohon kris.
"Aku izinkan, tapi tidak sekarang. Aku minta jangan dulu hubungi atau temui Kai untuk saat ini."
"Baiklah, aku mengalah kali ini."Jawab  Kristian kemudian memutus saluran telpon.
Asma menarik nafas dengan berat, mencoba bersikap baik baik saja sebelum masuk kedalam ruangan Kaila. "Hey, kenapa mukanya ditekuk gitu?" Ledek Asma yang melihat Kaila cemberut. "Ma, seharusnya hari ini Aku mengenakan gaun pengantin, bukan terbaring di rumah sakit begini." Rengeknya sembari terus menatap layar handphonenya "Bahkan Kris pun tidak menghubungiku sama sekali". Lanjutnya.
Asma merasa bersalah, tapi itu semua demi kebaikan Kaila. "Hmm... Benar sekali, sepertinya hari ini kau terlihat buruk sekali. Jelek!" Ledek Asma.
"Kau jahat Asma! " Saking kesalnya reflek Kaila melempar bantal pada Asma.
"Ha ha... Hari ini aku dandanin kamu ya biar cantik. Kebetulan aku baru beli make up baru nih.” Sembari mengeluarkan sejumlah alat make up.
"Oga ah, kamu tuh gak bakat dandan Assmaaaa!. So soan mau dandanin orang!"
"Kali ini percaya deh, aku udah belajar dari beauty vloger"
"Kalau gagal kamu traktir aku mie kocok ya"
"Oke seiap "
Asma mulai melukis dan memainkan alat-alat make up di wajah Kai. Sedang Kaila hanya pasrah menerima hasil karya sahabatnya itu. Tentu saja hasilnya tidak sebaik yang dibayangkan Asma. Hasil karyanya jelas sangat amatir hingga Kaila sangat geram dan ia menceramahi Asma panjang lebar tentang make up. Jelas kemampuan Kaila jauh lebih baik dibanding Asma, jika tentang make up. Asma hanya cengangas cengenges mendengarkan ocehan Kaila. Hingga akhirnya mereka tertawa bersama.
"Ma, makasih loh sudah bikin aku makin jelek" Ledek Kaila sembari membersihkan wajahnya.
"Sama-sama Kailaaaa, ha ha..." Asma tak bisa menahan tawa melihat muka geram Kaila. "Kamu tuh cantiknya emang kalau lagi senyum, kalau cemberut kamu makin jelek" Jelas Asma.
"Hhmm... Aku hanya gak habis pikir kenapa Kris jahat banget sama aku, bahkan konyolnya dia pergi bukan dengan wanita" Kaila menghebuskan nafas berat.
"Bersyukurlah Allah menunjukkannya sebelum kamu menikah dengannya. Aku yakin Allah siapkan jodoh yang lebih baik untuk mu." Hibur Asma.
"Terus aku harus bagaimana Ma?"
"Ingat, ketika...."
"Ketika Zulaikho coba mengejar cintanya Nabi Yusuf, Allah jauhkan Nabi Yusuf darinya. Ketika Zulaikho mengejar cintanya Allah, Allah dekatkan Nabi Yusuf dengannya." Timpal Kaila "Iya Ma, aku hafal kata-kata itu". Lanjutnya. Asma hanya tersenyum menatap mata Kaila.
Hari menjelang malam, suasana hening menambah kekhusyuan tahajudnya Asma. Hingga suatu suara mengagetkannya "Ma..!" Suara Kaila memanggilnya.
"Kai, ada apa? Kau merasa sakit?"
"Tidak Ma, Ma aku mau tahajud. Ajarin aku ya"
Asma tersenyum dan mengaguk, kemudian segera membantu Kaila mengambil wudhu dan memasangkan mukenanya. Isak tangis Kaila memecah keheningan malam itu "Biarlah, setidaknya dia menangis dihadapan Allah" Lirih Asma dalam hati.
Semejak malam itu, semua berubah drastis. Kaila menjadi sosok perempuan yang cantik dengan jilbab panjang yang ia kenakan. Keceriaan dan senyum ramah yang ia tampilkan membuat banyak orang mulai mengaguminya. Hingga butik miliknya kini menjadi semakin ramai. Namun tidak sedikit yang mencemoohnya "Lihat, Kaila dia berubah drastis ya setelah sekarat karena over dosis, mungkin dia sudah melihat neraka." Terdengar bisik bisik orang yang tidak suka dengan kemajuannya.
Setiap kali Kaila merasa tidak percaya diri, saat itulah Asma selalu ada untuk menguatkan imannya. Hingga Kris datang dan Kaila merasa goyah.

bersambung....

Monday, June 8, 2020

Series

Tokoh dan plot hanya fiktif. kritik dan saran sangat kami harapkan.

TAHAJUD

"Jaaaangaan Kai!" Teriak Asma yang tiba-tiba terbangun dengan terengah engah, karena mimpi buruknya. Kepalanya terasa pusing dan dadanya terasa sesak. "Alhamdulillah, hanya mimpi" Syukurnya. Mimpinya terasa begitu nyata hingga tenggorokannya terasa kering. Ia pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Seusai tenang Asma mengecek handphonenya, waktu menunjukkan pukul 01.00 AM dan notif pesan dari Kaila membuatnya menelan ludah sangat berat  "Kai, jangan bilang dia, tidak.. Tidak mungkin" Asma mengusir pikiran buruk dalam otaknya. Dengan segera ia membuka pesan dari Kaila.
"Assalamualaikum, Asma terimakasih atas segalanya, kau teman yang hebat. Tapi, sungguh aku tidak bisa melanjutkan hidupku. Titip butik ya, juga kalau kau sholat tahajud, minta Allah ampuni dosa-dosaku ya. Bye."
Otaknya yang setengah sadar masih terus mencerna kata-katanya, hingga ia tersadar dan mencoba menelponnya berkali kali, namun tidak ada jawaban. Hatinya merasa tidak tenang dan segera mengambil jaket dan kunci motor, tanpa sempat mengganti pakaian tidurnya. Asma, memacu sepedah motornya sekencang yang ia bisa. Pikirannya hanya berfokus bagaimana ia bisa sampai ke kosan Kaila secepatnya.
"Assalamualaikum, bi... Bi Nani!" Panggil Asma pada bi Nani penjaga kosan Kaila. "Assalamualaikum, bi...!" Panggil Asma.
"Eh Neng Asma, ada apa Neng tengah malam begini?" Sahut Bi Nani yang buru buru membuka gerbang kos.
"Bi, Kaila sudah pulangkah dari butik?" Tanya Asma masih terengah engah.
"Tadi magrib Bibi lihat sih sudah masuk kamar"
"Boleh dicek dulu gak bi, di kamarnya?"
"Boleh Neng, ayo masuk". Keduanya pun dengan segera menuju kamar kos Kaila.
"Kai, Kai... Kai buka pintunya Kai, ini aku Asma!" Berkali kali Asma coba membuka dan menggedor pintu tidak ada jawaban sama sekali. Asma mencoba menelponnya, namun tak diangkat meski terdengar suara dering dari kamarnya. Asma mulai kebingungan ia takut mimpinya nyata. Dalam mimpinya Kai mencoba mengakhiri hidupnya, sebab tak sanggup lagi menahan kecewa.
"Ya Allah, semoga tidak terjadi apa apa. Kai, aku mohon buka pintunya" air mata Asma perlahan membasahi pipinya.
"Sebentar ya Neng, Bibi cari kunci serepnya." Kata Bi Nani memberi solusi. Asma terus berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada sahabatnya itu. Tak beberapa lama bi Nani datang membawa kunci serepnya dan dengan segera Asma membuka pintu kamarnya.
Mata Asma mebelalak menatap sahabatnya, dadanya sesak, degup jantungnya tak beraturan air matanya pun membanjiri seluruh wajahnya. Kaila tergeletak dengan mulut yang berbusa dan bibir yang membiru. Sekujur tubuh Asma melemas dan Ia terduduk lemas di samping tubuh sahabatnya. Bi Nani segera memanggil ambulan dan Kaila di larikan ke UGD.
Asma menguatkan diri untuk menemani sahabatnya, meski dengan air mata yang terus mengalir dan dada yang sesak, bibirnya tak berhenti melafalkan doa untuk sahabatnya "Semoga Engkau menyelamatkan Kaila Ya Allah. Aku mohon". Asma terus memegang erat tangan sahabatnya yang sudah mendingin, hingga Kaila masuk Ruang UGD.
Asma pasrahkan sahabatnya pada Tuhan, dalam tahajudnya ia lafalkan doa sebanyak banyaknya untuk Kaila. Air matanya terus mengalir dan pengharapannya pada Tuhan sangatlah besar. Bagaimana tidak, Kaila dan Asma sudah berteman sejak mereka masih Sekolah Dasar hingga sekarang sudah sama-sama menyandang gelar sarjana, bahkan sudah memiliki profesi sendiri-sendiri.
Keduanya tidak terpisahkan, kadang kali bertengkar, namun tidak akan lama. Asma seorang anak dari pedagang kerupuk yang kerap kali menjadi bahan bullian teman temannya. Sedangkan Kaila seorang anak tunggal dari keluarga yang memiliki segalanya. "Kalau kalian gangguin Asma lagi, aku laporin kalian ke Papa, biar kalian semua dikeluarkan dari sekolah!" Ancam Kaila saat itu. Kailalah yang menjadi teman satu satunya kala itu. Sebab itulah Asma sangat menyayangi Kaila.
"Ma, kalau aku masuk neraka aku bakalan disiksa ya?. Sakit ya?" Tanya Kaila
"Yaiyalah, bayangin aja selama lamanya kamu dikelilingi api, bahkan apinya lebih panas dari ini loh" Jawab Asma sambil menunjuk api kompor.
"Terus kata kamu, kalau matinya bunuh diri, selamanya akan bunuh diri disana?." Tanyanya lagi tanpa menoleh pada Asma
"Iya, kalau matinya gantung diri akan terus gantung diri, kalau minum racun, ya minum racun terus menerus dan gak akan mati mati. Serem pokoknya"
"Ma, kalau aku masuk neraka tolong minta Allah ampuni dosa dosaku ya, selamatkan aku dari neraka"
"Kamu ini ngomong apa sih Kai. Kita jadi ahli syurga bareng ya, aku yakin kamu bisa jadi lebih baik" Hibur Asma sembari mengelus pucuk kepala Kaila yang sudah dibanjiri air mata dipelukan Asma.
Asma dibangunkan oleh suara adzan subuh, "Kai, aku yakin Allah akan beri kesempatan kamu untuk bertaubat" Lirihnya sembari beranjak mengambil wudhu. Seuisai shalat subuh dan melafalakan doa untuk Kaila, Asma bergegas menemui dokter di ruang UGD.
"Bagaimana kondisi teman saya dok?" Tanya Asma berharap kabar baik yang ia dengar.
"Kondisinya masih kritis, kami sedang berupaya menghilakan racun yang masuk kedalam tubuhnya dulu. Karena tergolong cukup banyak. Bersyukur belum sampai merusak organ vitalnya 100%. Kami akan berusaha" Jelas dokter.
"Terimakasih dokter" Asma merasakan lemas disekujur tubuhnya, tak bisa membayangkan sahabatnya tak sadarkan diri dengan beberapa selang menempel pada tubuhnya. "Iyyakana'budu wa iyyakanastain,  Ya Allah hanya kepada engkau hamba meminta dan hanya kepada engkau hamba memohon pertolongan. selamatkanlah Kaila Ya Allah". Setiap saat Asma berdoa untuk Kaila.
Sudah tiga hari Kaila keadaan koma, orang tua Kaila bahkan tak bisa datang menjenguknya. " Nak Asma titip Kaila ya" Hanya pesan singkat yang dikirim ibunya dari Luar negeri. Walaupun Kaila memiliki segalanya, tapi cinta dari orang tua tak pernah ia dapatkan sesempurna Asma. Sari, Ibunda Asma sangat menyayangi Kaila seperti anaknya sendiri. Sehingga Asma dan Ibunya yang bergantian menjaganya.
Setiap malam Asma tak melewatkan tahajud dan mendoakan sahabat tersayangnya. "Ma, kalau aku masuk neraka aku bakalan disiksa ya. Sakit ya?" Dan percakapan itupun terus berulang ulang dimimpinya. "Kai, Aku yakin Allah akan mengampuni mu" Berkali kali Asma mencium dan memegang erat tangan Kaila, terus menerus setelah ia sadar dari mimpinya. Harapannya tak pernah pudar, Ia percaya Tuhan mendengar do'anya dan tahajud menjadi jalannya.

Bersambung......