Berhentinya Waktu
Segaris senyum manis terlihat dibibir merah mudamu wahai Puan. Rona merah dipipimu seakan menyiratkan sesuatu, bahkan binar matamu tak seperti biasanya. Oh... Oh... Aku tahu... Coba aku tebak, apakah hatimu kini kembali utuh Puan?.
Ya Tuhan, dia hanya tertunduk diam tanpa menyanggah atau mengiakan tebakanku. Menatap ikan ikan kecil dan menggumankan sesuatu yang tak bisa ku dengar. Dugaanku ia sedang merafalkan doa- doa untuk seseorang disebrang sana. Oh mungkinkan kau... Oh menyebutkannya saja aku tak mampu.
Senandung kasmaran memenuhi ruangan yang kau sebut dengan kamar. Kadang kala kau ikut bernyanyi sembari memenjamkan mata mengkhidmati kalimat dalam iringan lagu. Waktu mu seakan terhenti di hari Rabu, padahal hari sudah berganti ke hari Sabtu dan Minggu. Segaris senyum seorang disana membuatmu tersenyum tanpa sebab. Seraya bergumam "Oh Tuhan, fikiran ini milikiku, akan tetapi mengapa isinya hanya tentangnya?".
Insan remaja akan mengerti hal ini, insan dewasa pun memaklumi, Puan. Dan aku, aku berharap ia rasakan hal yang sama dengan mu. Lima huruf yang membuat jatuh bukan ke bawah, namun menerbangkan mu hingga kau merasa bukan lagi berjalan di dunia.
Nagreg, 19 December 2018 (waktu berhenti di hari Rabu)
Tulisan Kacaw Kawan Puan